Pages

Minggu, 22 Maret 2015

Laporan Ilmiah

Tugas Softskill (Kelompok 4)

Bimo Eka Laksono            (11112472)
Enggar Alfrianto                (12112504)
Fahmilla Chatra Marvel     (12112656)
M. Ridwan                         (15112061)
Ricky Nugraha                   (16112290)
Ruli Angga S.                     (16112727)


    Laporan

Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu. Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).

    Macam – Macam Laporan

Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut

a. Laporan Lengkap (Monograf)
•    Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
•    Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
•    Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
•    Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
•    Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab, subbab dan seterusnya, haruslah padat dan jelas).

b. Artikel Ilmiah
•    Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
•    Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
•    Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

c. Laporan Ringkas

Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

    Ciri – Ciri Laporan

1.    Harus tepat makna dan tidak ambigu
2.    Harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat dan pengertian
3.    Menggunakan tata bahasa baku dan memperhatikan struktur kalimat.
4.    Ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas,serta tidak menimbulkan salah pengertian bagi pembacanya
5.    Disertai fakta yang akurat dan meyakinkan
6.    Informasi yang disajikan lengkap

    Syarat-Syarat Laporan ilmiah

1.     Komunikatif 
yaitu uraian yang disampaikan dapat dipahami pembaca. Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat denotatif, sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda pada pembaca. Pemahaman penulis hendaknya sama dengan pemahaman pembaca.

2.    Bernalar
yaitu tulisan itu harus sistematis, berurutan secara logis, ada kohesi dan koherensi, dan mengikuti metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara objektif, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.

3.    Ekonomis
yaitu kata atau kalimat yag ditulis hendaknya diseleksi sedekimian rupa sehingga tersusun secara padat berisi.

4.    Berdasarkan landasan teori yang kuat
yaitu suatu hasil karya ilmiah bukan subjektivitas penulisnya, tetapi harus berlandaskan pada teori – teori tertentu yang dikuasai secara mendalam oleh penulis. Penulis melakukan kajian berdasar teori – teori tersebut.

5.    Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu
yaitu tulisan ilmiah itu ditulis oleh seseorang yang menguasai suatu bidang ilmu tertentu. Maka, tulisan ilmiahnya harus menunjukkan kedalaman wawasan dan kecermatan pikiran berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu tersebut. Penguasaan penulis pada disiplin ilmu tertentu akan tampak melaluin teori, pendekatan, pemaparanyang selalu berlandaskan pada prinsip – prinsip ilmu tertentu.

6.    Memiliki sumber penopang mutakhir
yaitu tulisan ilmiah harus mempergunakan landasan teori berupa teori mutakhir (terbaru). Penulis ilmiah harus mencermati teori – teori mutakhir melalui penelusuran internet atau jurnal ilmiah.

7.    Bertanggung jawab
yaitu sumber data, buku acuan, dan kutipan harus secara bertanggungjawab disebutkan dan ditulis dalam karya ilmiah. Teknik penulisan yang tepat serta penggunaan bahasa yang baik dan benar juga termasuk bentuk tanggung jawab seoranng penulis karya ilmiah.


    Sumber Referensi :

http://panduanguru.com/persyaratan-penulis-laporan-ilmiah-panduan-laporan-ilmiah-untuk-guru/
http://www.sridianti.com/macam-macam-dan-contoh-laporan.html
https://girlycious09.wordpress.com/tag/macam-macam-laporan
https://coecoesm.wordpress.com/2014/06/07/laporan-ilmiah/
http://candra-zulisman.blogspot.com/2014/05/macam-macam-laporan-dan-contohnya.html

Minggu, 08 Maret 2015

Deduksi dan Induksi

A. Pengertian

 1.  Deduksi

    Deduksi adalah pola berfikir dari umum ke khusus. Pola ini sering kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Kita melihat gambaran besar sebelum ke gambaran yang lebih spesifik.

Contoh :

     Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat. Mengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. Teh juga menguatkan tulang dan mencegah pertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, teh juga dapat melawan penyakit jantung.


       Ada dua jenis penalaran Deduksi, yaitu:
  • Silogisme
       Silogisme adalah proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
       dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan)
       contoh :

       premis mayor / premis umum : semua orang akan mati
       premis minor / premis khusus : budi adalah orang
       konklusi / kesimpulan : budi  akan mati

  • Entinem
      Entinem adalah adalah penalaran deduksi secara langsung , premisnya dihilangkan 

      atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

      Contoh :

      ikan memerlukan air
      di gurun pasir tidak ada air
      digurun pasir tidak mungkin ada ikan





 2. Induksi


     Induksi adalah penalaran yang menuntun pembaca pada suatu kesimpulan dengan memulai menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju pada simpulan umum.Berikut merupakan jenis penalaran induksi:
  • Generalisasi 
       Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh :

Jika dibakar plastik akan meleleh.
Jika dibakar sedotan akan meleleh.
Jika dibakar ember akan meleleh.
Jika dibakar botol akan meleleh.
Jadi jika benda plastik dibakar akan meleleh

  •  Analogi

      Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih.
Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya.
Bila bayi dididik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Jadi membentuk kepribadian baik seorang anak, ibarat menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.

 3. Perbedaan Deduksi Induksi.

  • Deduksi
  1. Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar.
  2. Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
  • Induksi
  1. Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
  2. Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis. 
B. Metode Dan Cara Berpikir 

  • Metode Berpikir Deduksi
      Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang valid atau dengan menguji hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut proses deduksi (deduction) dan metodenya disebut metode deduktif (deductive method) dan penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif (scientific).

      Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, Deduksi adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh:

1.  Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
 2.  Semua dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian dapat membuat proposal penelitian dengan baik (Premis 1).
Erlina adalah dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian (Premis 2).
Erlina adalah dosen yang dapat membuat proposal penelitian dengan baik (Konklusi).
2. Metode Berpikir Induksi
    Induksi didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process) dan metodenya disebut metode induktif (inductive method) dan penelitiannya disebut penellitian induktif (inductive research). Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis). Penalaran induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum pada kondisi khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya mendukung kesimpulan.
    Induksi adalah pengambilan kesimpulan secara umum dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari fakta-fakta khusus.  Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Contoh:
1.     Jika dipanaskan, besi memuai.
        Jika dipanaskan, tembaga memuai.
        Jika dipanaskan, emas memuai.
        Jika dipanaskan, platina memuai.
         Jika dipanaskan, logam memuai.
2.      Jika ada udara, manusia akan hidup.
         Jika ada udara, hewan akan hidup.
         Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
         Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

C.   Referensi