Tugas Softskill (Kelompok 4)
Bimo Eka Laksono (11112472)
Enggar Alfrianto (12112504)
Fahmilla Chatra Marvel (12112656)
M. Ridwan (15112061)
Ricky Nugraha (16112290)
Ruli Angga S. (16112727)
Laporan
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan,
atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat
berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan
secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi
serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian,
pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan
ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah
yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja
disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam
kesempatan tertentu. Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui
tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang
sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Macam – Macam Laporan
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut
a. Laporan Lengkap (Monograf)
• Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
• Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
• Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
• Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
• Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab, subbab dan seterusnya, haruslah padat dan jelas).
b. Artikel Ilmiah
• Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
• Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
• Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
c. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam
bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu
teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
Ciri – Ciri Laporan
1. Harus tepat makna dan tidak ambigu
2. Harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat dan pengertian
3. Menggunakan tata bahasa baku dan memperhatikan struktur kalimat.
4. Ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas,serta tidak menimbulkan salah pengertian bagi pembacanya
5. Disertai fakta yang akurat dan meyakinkan
6. Informasi yang disajikan lengkap
Syarat-Syarat Laporan ilmiah
1. Komunikatif
yaitu uraian yang disampaikan dapat dipahami pembaca. Kata dan kalimat
yang disusun penulis hendaknya bersifat denotatif, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran ganda pada pembaca. Pemahaman penulis hendaknya
sama dengan pemahaman pembaca.
2. Bernalar
yaitu tulisan itu harus sistematis, berurutan secara logis, ada kohesi
dan koherensi, dan mengikuti metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara
objektif, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Ekonomis
yaitu kata atau kalimat yag ditulis hendaknya diseleksi sedekimian rupa sehingga tersusun secara padat berisi.
4. Berdasarkan landasan teori yang kuat
yaitu suatu hasil karya ilmiah bukan subjektivitas penulisnya, tetapi
harus berlandaskan pada teori – teori tertentu yang dikuasai secara
mendalam oleh penulis. Penulis melakukan kajian berdasar teori – teori
tersebut.
5. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu
yaitu tulisan ilmiah itu ditulis oleh seseorang yang menguasai suatu
bidang ilmu tertentu. Maka, tulisan ilmiahnya harus menunjukkan
kedalaman wawasan dan kecermatan pikiran berkaitan dengan disiplin ilmu
tertentu tersebut. Penguasaan penulis pada disiplin ilmu tertentu akan
tampak melaluin teori, pendekatan, pemaparanyang selalu berlandaskan
pada prinsip – prinsip ilmu tertentu.
6. Memiliki sumber penopang mutakhir
yaitu tulisan ilmiah harus mempergunakan landasan teori berupa teori
mutakhir (terbaru). Penulis ilmiah harus mencermati teori – teori
mutakhir melalui penelusuran internet atau jurnal ilmiah.
7. Bertanggung jawab
yaitu sumber data, buku acuan, dan kutipan harus secara bertanggungjawab
disebutkan dan ditulis dalam karya ilmiah. Teknik penulisan yang tepat
serta penggunaan bahasa yang baik dan benar juga termasuk bentuk
tanggung jawab seoranng penulis karya ilmiah.
Sumber Referensi :
http://panduanguru.com/persyaratan-penulis-laporan-ilmiah-panduan-laporan-ilmiah-untuk-guru/
http://www.sridianti.com/macam-macam-dan-contoh-laporan.html
https://girlycious09.wordpress.com/tag/macam-macam-laporan
https://coecoesm.wordpress.com/2014/06/07/laporan-ilmiah/
http://candra-zulisman.blogspot.com/2014/05/macam-macam-laporan-dan-contohnya.html
Minggu, 22 Maret 2015
Minggu, 08 Maret 2015
Deduksi dan Induksi
A. Pengertian
1. Deduksi
Deduksi adalah pola berfikir dari umum ke khusus. Pola ini sering kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Kita melihat gambaran besar sebelum ke gambaran yang lebih spesifik.
Contoh :Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat. Mengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. Teh juga menguatkan tulang dan mencegah pertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, teh juga dapat melawan penyakit jantung.
Ada dua jenis penalaran Deduksi, yaitu:
- Silogisme
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan)
contoh :
premis mayor / premis umum : semua orang akan mati
premis minor / premis khusus : budi adalah orang
konklusi / kesimpulan : budi akan mati
premis minor / premis khusus : budi adalah orang
konklusi / kesimpulan : budi akan mati
- Entinem
Entinem adalah adalah penalaran deduksi secara langsung
, premisnya dihilangkan
atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
ikan memerlukan air
di gurun pasir tidak ada air
digurun pasir tidak mungkin ada ikan
di gurun pasir tidak ada air
digurun pasir tidak mungkin ada ikan
2. Induksi
Induksi
adalah penalaran yang menuntun pembaca pada suatu kesimpulan dengan memulai
menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju pada simpulan umum.Berikut merupakan jenis penalaran induksi:
- Generalisasi
Contoh :
Jika dibakar plastik akan meleleh.
Jika dibakar sedotan akan meleleh.
Jika dibakar sedotan akan meleleh.
Jika dibakar ember akan meleleh.
Jika dibakar botol akan meleleh.
Jadi jika benda plastik dibakar akan meleleh
- Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak
persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan
dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara
membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas
putih.
Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya.
Bila bayi dididik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Jadi membentuk kepribadian baik seorang anak, ibarat menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.
3. Perbedaan Deduksi Induksi.
Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya.
Bila bayi dididik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Jadi membentuk kepribadian baik seorang anak, ibarat menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.
3. Perbedaan Deduksi Induksi.
- Deduksi
- Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar.
- Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
- Induksi
- Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
- Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
- Metode Berpikir Deduksi
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang
berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang
khusus dari yang umum, Deduksi adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari
dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Metode berpikir deduktif adalah
metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh:
1. Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan
adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus)
dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status sosial.
2. Semua dosen yang telah mengikuti pelatihan
metodologi penelitian dapat membuat proposal penelitian dengan baik (Premis 1).
Erlina adalah dosen yang telah mengikuti pelatihan
metodologi penelitian (Premis 2).
Erlina adalah dosen yang dapat membuat proposal penelitian
dengan baik (Konklusi).
2. Metode Berpikir Induksi
Induksi didefinisikan sebagai proses
pengambilan kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu
atau dua fakta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan
deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses
pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang
diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process)
dan metodenya disebut metode induktif (inductive method) dan penelitiannya
disebut penellitian induktif (inductive research). Dengan demikian pendekatan
induksi mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan
atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Proses induksi
selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis).
Penalaran induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum
pada kondisi khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya mendukung
kesimpulan.
Induksi adalah pengambilan kesimpulan
secara umum dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari fakta-fakta
khusus. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam
berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Contoh:
1. Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan,
tembaga memuai.
Jika dipanaskan,
emas memuai.
Jika dipanaskan,
platina memuai.
∴
Jika dipanaskan, logam memuai.
2. Jika ada udara, manusia
akan hidup.
Jika ada
udara, hewan akan hidup.
Jika ada
udara, tumbuhan akan hidup.
∴
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
C. Referensi
Langganan:
Postingan (Atom)