London (ANTARA News) - Misi kebudayaan
Indonesia akan tampil di berbagai kota di Maroko dalam rangka mempererat
hubungan bilateral melalui kerja sama kebudayaan Indonesia-Maroko.
Hal itu terungkap dalam pertemuan Dubes RI untuk Maroko Tosari Widjaja dengan Menteri Kebudayaan Maroko Mohamed Amine Sbihi, demikian Sekretaris III / Pelaksana Fungsi Pensosbud, Suparman Hasibuan kepada ANTARA London, Minggu.
Dalam pertemuan tersebut antara lain disepakati untuk lebih meningkatkan penyelenggaraan pertunjukan seni dan budaya di masing-masing negara dengan saling kirim group kesenian secara bergantian.
Dalam rangka memenuhi komitmen tersebut, Dubes Tosari telah menyampaikan kesiapan Indonesia, dalam hal ini KBRI Rabat untuk menggelar pertunjukan kebudayaan Indonesia di beberapa kota di Maroko antara lain Rabat, Ifrane, Marrakesh, Taza yaitu pada akhir bulan September hingga awal bulan Oktober 2012.
Rangkaian pagelaran tersebut, akan dimulai dengan penampilan Group Kesenian Indonesia, yaitu Sanggar Indra Kusuma pada acara Resepsi Diplomatik dalam rangka memperingati HUT RI ke-67 yang diadakan di Wisma Duta di kota Rabat.
Acara resepsi ini direncanakan akan dihadiri sekitar 600 undangan yang terdiri dari kalangan diplomatik, pemerintah Maroko, akademisi, pengusaha serta mitra kerja KBRI Rabat lainnya.
Pertunjukan kebudayaan Indonesia direncanakan akan diadakan pula di kota Ifrane Maroko, yaitu bertempat di Gedung Amphitheatre 17 Universitas Al Akhawayn pada tanggal 27 September mendatang.
Untuk itu KBRI Rabat bekerjasama dengan Universitas Al Akhawayn, sebagai salah satu universitas terkemuka di Maroko yang memiliki atmosper internasional dengan mahasiswanya yang berasal dari sekitar 6o negara.
Pagelaran yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama budaya dan pendidikan akan berlangsung selama 90 menit. Pagelaran budaya dan kesenian Indonesia akan ditampilkan pada acara yang dikemas dalam Indonesian Cultural Night.
Selain itu pada tanggal 1 Oktober 2012, KBRI Rabat bekerjasama dengan Universitas Mohamed V Rabat akan meresmikan pembukaan pengajaran bahasa Indonesia di universitas tersebut.
Hal itu terungkap dalam pertemuan Dubes RI untuk Maroko Tosari Widjaja dengan Menteri Kebudayaan Maroko Mohamed Amine Sbihi, demikian Sekretaris III / Pelaksana Fungsi Pensosbud, Suparman Hasibuan kepada ANTARA London, Minggu.
Dalam pertemuan tersebut antara lain disepakati untuk lebih meningkatkan penyelenggaraan pertunjukan seni dan budaya di masing-masing negara dengan saling kirim group kesenian secara bergantian.
Dalam rangka memenuhi komitmen tersebut, Dubes Tosari telah menyampaikan kesiapan Indonesia, dalam hal ini KBRI Rabat untuk menggelar pertunjukan kebudayaan Indonesia di beberapa kota di Maroko antara lain Rabat, Ifrane, Marrakesh, Taza yaitu pada akhir bulan September hingga awal bulan Oktober 2012.
Rangkaian pagelaran tersebut, akan dimulai dengan penampilan Group Kesenian Indonesia, yaitu Sanggar Indra Kusuma pada acara Resepsi Diplomatik dalam rangka memperingati HUT RI ke-67 yang diadakan di Wisma Duta di kota Rabat.
Acara resepsi ini direncanakan akan dihadiri sekitar 600 undangan yang terdiri dari kalangan diplomatik, pemerintah Maroko, akademisi, pengusaha serta mitra kerja KBRI Rabat lainnya.
Pertunjukan kebudayaan Indonesia direncanakan akan diadakan pula di kota Ifrane Maroko, yaitu bertempat di Gedung Amphitheatre 17 Universitas Al Akhawayn pada tanggal 27 September mendatang.
Untuk itu KBRI Rabat bekerjasama dengan Universitas Al Akhawayn, sebagai salah satu universitas terkemuka di Maroko yang memiliki atmosper internasional dengan mahasiswanya yang berasal dari sekitar 6o negara.
Pagelaran yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama budaya dan pendidikan akan berlangsung selama 90 menit. Pagelaran budaya dan kesenian Indonesia akan ditampilkan pada acara yang dikemas dalam Indonesian Cultural Night.
Selain itu pada tanggal 1 Oktober 2012, KBRI Rabat bekerjasama dengan Universitas Mohamed V Rabat akan meresmikan pembukaan pengajaran bahasa Indonesia di universitas tersebut.
OPINI:
Penyelenggaraan seni antar dua belah pihak negara ini sangat berdampak positif, baik dari segi kebudayaannya maupun masyarakatnya. Bila dilihat dari segi kebudayaannya dari kedua belah pihak bisa dapat saling mempelajari, memahami dan mengartikan bawah betapa indahnya setiap kebuadayaan dari kedua belah pihak negara. Sedangkan bila dilihat dari masyarakatnya dapat terjalin hubungan herat sosial budaya dari masyarakatnya kedua belah pihak negara itu.
Bila dilihat juga penyelanggaran ini bagus karena bisa menambah daya tarik untuk negara - negara lain dalam arti bukan negara yang menyelanggarakan melainkan negara - negara lain. Hal ini juga bisa dapat menambah pemasukan devisa negara masing - masing negara dalam bidang pariwisata. Jadi ini berdampak positif bagi kedua belah pihak negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar