TEMPO.CO,
Jakarta - Sekitar
500 lebih pemuda berprestasi menghadiri acara Kongres Kebudayaan Pemuda
Indonesia (KPPI) tema "Indonesia Aku Bangga" di Flores Room, Hotel
Borobudur, pada 6 November 2012.
Dalam
kongres yang dibuka Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh ini, Cholil Mahmud, personelband
indie Efek Rumah Kaca, menjadi salah seorang pemuda berprestasi.
Selain itu,
ada Nancy Margried Panjaitan yang menciptakan motif batik dari peranti lunak
komputer. Karyanya diberi nama Batik Fractal. Fractal salah satu cabang ilmu
matematika, yang berfokus pada pengulangan, dimensi, literasi, dan pecahan.
Bersama dua temannya, Yun Hariadi dan Muhamad Lukman, mereka meriset 300 motif
batik Indonesia. Mereka juga dibantu programmer peranti lunak, JBatik.
Pada 2007,
hasil riset mereka, "Batik Fractal, from Traditional Art to Modern
Complexity”, lolos seleksi presentasi ajang Committee of 10th Generative Art
International Conference in Politecnico, Milan, Italia.
Pada 2009,
Batik Fractal dibuat bisnis dengan nama usaha Piksel Indonesia. Lewat Batik
Fractal, Nancy juga pernah meraih Indonesia Information Communication
Technology (ICT) Award 2008, Asia Pacific ICT Award 2008, dan Award of
Excellence 2008 dari UNESCO.
Cicilia
Maharani dari Yogyakarta, perempuan yang peduli pemuda, pada 2011 menerima
International Spotlight Award dari The National Arts and Humanities Youth
Program Award di Gedung Putih, Amerika Serikat. Direktur Yayasan Kampung
Halaman ini memberi inspirasi anak muda untuk menceritakan kisah mereka sendiri
melalui seni dan media.
Dhyatmika,
21 tahun, asal Jakarta, memenangkan kompetisi tahunan Democracy Video Challenge
(DVC) 2010 di Amerika Serikat. Lewat film berjudul Democracy is yet to Learn
(Masih Belajar Demokrasi), berdurasi 2 menit 10 detik, ia mengalahkan 700
kontestan lain dalam kompetisi video pendek tentang demokrasi, yang diadakan
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Film itu diputar di forum PBB dan
disaksikan puluhan duta besar dan perwakilan khusus negara anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Juga ada
Maria Magdalena, yang meneliti etnis Lio di Ende, Flores, NTT, yang menjadi
pembicara di berbagai forum linguistik nasional dan internasional (Belanda,
Australia); M. Alif Fauzi, pencipta situs u-antri.com; empat mahasiswa ITS
Surabaya yang mengembangkan gamelan totoel(alat musik yang berkembang di Jawa,
Madura, Bali, dan Lombok) sehingga aplikasinya bisa dimainkan melalui telepon
pintar Android; serta anak-anak SMKN 4 Bandung dengan karya animasi yang
dilirik Malaysia dan Jepang.
Acara yang
digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini berlangsung dari 6
November sampai 9 November 2012. Ketua KPPI Marcella Zalianty mengatakan,
peserta terjaring adalah pemuda pilihan dan berprestasi di berbagai bidang.
”Mereka akan berbagi gagasan dan pemikiran karya kreatif tentang pembangunan
kebudayaan,” katanya.
Hari ini,
acara bertemakan "Nasionalisme Kebangsaan, Karakter dan Multikultur, serta
Kreativitas Ekspresi Budaya", menghadirkan moderator, salah satunya,
budayawan Radhar Panca Dahana.
Untuk
menginspirasi pemuda-pemuda Indonesia, KKPI mengagendakan program nonton bareng
film inspiratif, yakni Lewat Djam Malam, premier film Atambua 39 0C ,dan film
Batas, yang didahului dengan diskusi dengan pembuat film.
Menurut
saya, pemuda-pemuda yang berprestasi ini tidak lepas dari sosialisasi dengan
orang lain yang seminat dengan pemuda-pemuda tersebut. Pada saat proses, mereka
saling memberi pendapat masing-masing sehingga terjalin komunikasi yang baik
diantara mereka. Karena koordinasi yang baik tersebut, pemuda-pemuda itu layak
diberi label "berprestasi". Dan pada akhirnya, pemuda-pemuda itu juga
pasti mendapat penghargaan atas apa yang mereka lakukan.
Koordinasi
yang baik juga tidak lepas dari para pembimbing yang mengarahkan mereka untuk
menjadi lebih baik. Di sinilah letak sosialisasi yang dilakukan pemuda-pemuda
itu untuk menuju kesuksesan yang mereka inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar